Satelit mendapatkan gambaran mengerikan dugaan adanya kuburan massal di Kota Mariupol, Ukraina, Kamis (21/4/2022). Kuburan massal tersebut diduga berisi setidaknya 200 jasad manusia. Gambar dari kuburan massal itu didapat dari perusahaan satelit, Maxar Technologies, dan menjadi dukungan dari tuduhan Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko.
Boychenko mengklaim bahwa tentara Rusia telah mengubur sekitar ratusan jasad warga sipil Ukraina di kota yang tengah terkepung tersebut. Penguburan itu disebut sebagai usaha Rusia untuk menutupi apa yang disebut oleh Boychenko sebagai kejahatan militer. Ia menambahkan jasad yang tak dikubur sempat ditemukan, tetapi kemudian mulai menghilang dari jalanan.
“Lebih dari 20.000 warga sipil, perempuan, anak anak, orang tua, tewas di jalanan kota kami karena artileri dan pesawat musuh,” tuturnya dikutip dari Daily Star. Boychenko juga menegaskan perkiraan jumlah korban didasarkan pada bukti pada bukti berdasarkan penglihatan empat kepala layanan kota. Tetapi sayangnya, ia menegaskan jasad warga Mariupol yang mati sudah mulai hilang dari jalan jalan kota.
“Tentara Rusia telang mengambil jasad dari warga Mariupol ke truk dan membuang mereka ke dalam parit,” ujarnya. Data dari Maxar Technologis mengungkapkan kuburan massal itu digali mulai pada 23 Maret. “Berdasarkan tinjauan gambar satelit pada pertengahan Maret hingga pertengahan April, yang mengindikasikan perluasan kuburan baru dimulai antara 23 hingga 26 Maret 2022, dan terus meluas selama beberapa pekan terakhir,” bunyi pernyataan Maxar.
“Makam makam tersebut disusun dalam empat bagian baris linier (berukuran sekitar 85 meter per bagian) dan berisi lebih dari 200 kuburan baru,” ucapnya. Staf Boychenko, Petro Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia telah menggali beberapa kuburan massal. “Truk membawa jasad dari yang mati, dan faktanya, membuang begitu saja di tanggul,” ucapnya.
“Ini adalah bukti langsung kejahatan perang dan upaya untuk menutupinya,” kata Andriushchenko. Jumlah pasti warga sipil Ukraina, di Mariupol belum dapat dikonfirmasi secara independen. Tetapi pejabat Ukraina memperkirakan jumlah warga sipil yang tewas berkisar antara 10.000 jiwa.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan besar pada Kamis (21/4/2022) dalam pertempuran terbesar dengan Ukraina. Dia menyatakan kota pelabuhan Mariupol sudah "dibebaskan", meskipun ratusan tentara Ukraina dan warga sipil masih bertahan di dalam pabrik baja raksasa. Melansir Reuters, Amerika Serikat membantah klaim Putin dan mengatakan pihaknya yakin pasukan Ukraina masih menguasai kota itu.
Putin memerintahkan pasukannya untuk memblokade kompleks baja, di mana orang orang Ukraina sebelumnya diperintahkan untuk menyerah atau mati. Ukraina mengatakan Putin ingin menghindari bentrokan terakhir dengan pasukannya di Mariupol, karena dia kekurangan pasukan untuk mengalahkan mereka. Namun para pejabat Ukraina juga meminta bantuan untuk mengevakuasi warga sipil dan tentara yang terluka.
Dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin, Putin mengucapkan selamat kepada menteri pertahanannya dan pasukan Rusia karena "berhasil menyelesaikan upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol". Putin mengatakan tidak perlu menyerbu zona industri yang berisi pabrik baja Azovstal. "Tidak perlu naik dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini… Blokir kawasan industri ini sehingga lalat pun tidak bisa masuk," kata Putin.
Mariupol, sebuah pelabuhan utama di wilayah Donbas timur Ukraina, terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis Rusia dan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada tahun 2014. Dengan merebut kota itu, Rusia akan dapat menghubungkan kedua wilayah tersebut karena dapat mengintensifkan serangannya di timur Ukraina. Bahkan ketika Putin mengklaim hadiah besar pertamanya sejak pasukannya diusir dari ibu kota Kyiv dan Ukraina utara bulan lalu, hal itu masih jauh dari kemenangan yang diinginkan Moskow setelah pertempuran berbulan bulan di kota yang hancur menjadi puing puing.
Dalam pidato larut malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia melakukan semua yang bisa "untuk membicarakan setidaknya beberapa kemenangan", termasuk memobilisasi kelompok kelompok taktis batalion baru. "Mereka hanya dapat menunda hal yang tak terhindarkan waktu ketika penjajah harus meninggalkan wilayah kita, termasuk dari Mariupol, sebuah kota yang terus melawan Rusia terlepas dari apa yang dikatakan penjajah," kata Zelenskiy. Sumber:Daily Star/Reuters/Kompas.TV